Berita

Dukung Sustainable Agriculture melalui Inovasi Alat Pemecah Buah Kakao, 2 Kader LKIM-Pena Terpilih Menjadi Finalis LKTIN AICO 2019 di Universitas Riau

lkimpena.org,-Lembaga Kreativitas Ilmiah Mahasiswa Penelitian dan Penalaran (LKIM-PENA) Universitas Muhammadiyah Makassar kembali mendapatkan kesempatan  meloloskan 1 tim untuk siap mempresentasikan karya terbaiknya di ajang LKTIN Agriculture Innovation Competition (AICO) 2019 di Universitas Riau. Sabtu (16/03/2019).

LKTIN AICO 2019 merupakan bagian dari serangkaian acara besar Fakultas Pertanian Universitas Riau yaitu “Gelar Karya”  diperuntukkan kepada mahasiswa-mahasiswa yang memiliki inovasi untuk pengembangan sektor pertanian daerah-daerah di Indonesia.

Perlombaan karya tulis tersebut adalah babak final dari hasil penyisihan pengiriman abstrak dan fullpaper yang diakhiri dengan sesi presentasi. Dalam babak final ini, ada sebanyak sepuluh tim dari berbagai kampus di Indonesia yang akan turut mengibarkan almamater Universitas masing-masing, yakni Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Udayana, Institut Pertanian Bogor, Universits Brawijaya, IAIN Salatiga, Universitas Riau, Universitas Sebelas Maret, Universitas Hasanuddin, dan Politeknik Pembangunan Pertanian Medan. Acara ini akan berlangsung selama empat hari sejak 17-20 Maret 2019.

1 tim yang berhasil lolos menjadi finalis pada ajang ini adalah Andi Rika Nuralya dan Andi Surindah. Kedua mahasiswa ini merupakan kader LKIM-PENA yang berasal dari jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Judul yang diangkat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah “inovasi alat pemecah buah kakao sebagai teknologi tepat guna upaya efisiensi kerja petani menuju sustainableagriculture”.

“Menjadi mahasiswa itu harus mampu memberikan inovasi dan ide cemerlangnya. Lewat karya, kita hadir memberikan solusi. Salah satu langkah kami dalam bidang pertanian adalah menciptakan alat pemecah kakao untuk meningkatkan hasil produksi buah kakao tanpa harus merusak lingkungan. Sehingga kami berharap, petani dapat meminimalisir penggunaan alat dan bahan pertanian yang dapat merusak lingkungan”, ujar Rika.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *